Berbaring menunggu lena,
Dari tilam kusam biru,
dan dari tingkap yg terbuka,
dari lampu yg terpadam, gelap mesra bersama sepi,
Aku melempar pandangan ke ruang hamparan yang amat luas,
Hamparan langit bersama sahabat-sahabat setianya,
Awan, bulan purnama dan butir-butir bintang,
Apabila awan bertukar wajah menjadi hujan yg mencurah bumi,
hanya bulan purnama yg kelihatan,
yg kekal di situ,
dan apabila awan telah tiada,
perlahan-lahan butir-butir bintang muncul kembali,
menemani bulan purnama,
dan awan pun sampai lagi,
dan mereka bertiga berhimpun kembali..
Langit menjadi ruang mereka berkumpul,
Ruang mereka berdiskusi,
Ruang mereka mencari serasi,
Bilik ini juga sama dan mirip dari segenap sisi,
Sebagai satu lagi dimensi,
Satu partikel kecil dari keseluruhan isi,
yg menjadi teman berkongsi,
bagai kapal, nakhoda dan kelasi,
Dari segala rasa yg pernah melintasi,
dari setiap perhentian fikir dan emosi,
dari setiap perhentian bas dan teksi,
menempuh setiap halangan nyata dan juga ilusi..
Simpang-simpang menuju destinasi,
sebuah graduasi,
Lima tahun menjadi saksi,
Ketika-ketika percaya sedang mencari paksi,
Apakah bahagia mampu dikongsi,
dalam dunia yg semakin kabur toleransi,
dalam dunia yg penghuninya berhati besi,
Layakkah aku memasang fantasi,
atau angan-angan itu sudah lama basi,
ditelan gergasi hipokrasi.